Diam, katanya emas. Jika memang begitu, harusnya orang
yang jatuh cinta diam-diam praktis menjadi orang terkaya di dunia. Aku tahu!
Mengapa jatuh cinta diam-diam tak kunjung membuat pelakunya kaya? Karena ‘emas’
yang di dapat karena diamnya habis digerogoti rasa penasaran dan kelelahan
menebak-nebak.
Sesungguhnya benak orang yang jatuh cinta diam-diam adalah
benak yang paling cerewet. Dalam pikirannya, orang yang jatuh cinta diam-diam
akan terus berceloteh, bertanya, dan lagi, menebak. Mungkin terlihat tak ada
lelahnya. Tetapi sebenarnya tak ada yang pernah menginginkan itu, hanya saja
tak ada yang kuasa ketika itu menimpa dirinya.
Pertanyaan demi pertanyaan terus saja menghiasi pikiran.
Aku, juga pernah jatuh cinta diam-diam. Kurang atau lebihnya, aku selalu
bertanya.
“Apakah dia tahu kalau aku sering memandanginya bahkan
ketika dia melakukan aktivitas sekecil apa pun?”
“Apa dia pernah melihatku, menyadari keberadaanku? Atau
aku begitu tak nyata?”
“Pernahkah sedikit saja terlintas dalam pikirannya tentang
aku?”
“Mengapa dia mengenakan baju dengan warna seperti warna
kesukaanku?”
“Mengapa dia menyanyikan lagu favoritku di lorong kelas
tadi?”
“Ah, bagaimana bisa dia bercerita ke temannya baru saja
menonton film yang sudah berkali-kali aku tonton karena aku sungguh menyukainya?”
“Apakah dia punya perasaan yang sama denganku?”
Aku sering merenung, khususnya di malam hari. Tak mengerti
mengapa hubungan antara satu manusia dengan manusia lain bisa begitu rumit,
atau dibuat rumit oleh manusia itu sendiri? Entah.
Setahuku, komunikasi bisa meluruskan semuanya,
menghilangkan penasaran, menghentikan kamu menebak-nebak. Bicara, dan kamu akan
berhenti untuk lelah.
Karena orang yang jatuh cinta diam-diam, cintanya juga
bisa berbalas. Balasan berupa penerimaan diam-diam, penolakan diam-diam, atau
mungkin diabaikan diam-diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar